Wujudkan Indonesia Sehat 2010 Melalui Tiga Program Prioritas
Surabaya, eHealth. Apabila minggu kemarin kita melihat program dari Puskesmas Benowo yang terletak di ujung barat Kota Surabaya yang berdekatan dengan perbatasan Gresik, kali ini kita dapat melihat sepak terjang dari Puskesmas Jeruk yang juga berdekatan dengan perbatasan Gresik. Seperti yang diutarakan oleh dr. Ratih Sekar Ayu, Kepala Puskesmas Jeruk, bahwa walaupun penduduk yang ditangani masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan Puskesmas lain, yakni sebanyak 12 ribu jiwa, namun kebanyakan pasien yang datang ke Puskesmasnya adalah pasien dari luar kota. Makadari itu Ia beserta staf tetap menggalakkan beberapa program di dalam maupun di luar Puskesmas. Berikut profil singkat dari Puskesmas yang beralamat lengkap di Raya Menganti Jeruk No. 277 A ini.Saat ditemui di sela-sela rapat Kepala Puskesmas di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, dr. Ratih menjelaskan bahwa terdapat tiga program yang diprioritaskan oleh Puskesmas yang telah berdiri sejak tahun 1982 ini, yakni program penekanan angka Demam Berdarah Dengue (DBD), Program Pembentukan dan Pelatihan Kader Tiwisada, dan Program Pembinaan Posyandu Lansia. “Walau jumlah penduduk yang kami tangani sedikit, namun angka DBD relatif tinggi,” jelas dr. Ratih yang telah menjadi Kepala Puskesmas Jeruk sejak tahun 2007.

Ia menjelaskan bahwa angka DBD yang relatif tinggi terjadi karena masyarakat di dua wilayah kerja Puskesmas, yakni Kelurahan Jeruk dan Kelurahan Lakarsantri, masih sangat minim kesadarannya mengenai kesehatan. “Apalagi daerah kami ini dulu sangat sulit air, sehingga ketika warga mengisi air, walau airnya sudah tergenang di bak sangat lama mereka tidak mau mengurasnya,” lanjut dokter yang sebelumnya berdinas di Puskesmas Wiyung selama dua tahun. Himbauan mengenai hal tersebut telah lama diberikan kepada warga berulang kali, namun warga lebih memberatkan airnya walaupun airnya terdapat jentik nyamuk daripada keadaan kesehatan mereka sendiri.
Selain itu warga lebih cenderung berharap pada penerapan fogging daripada 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) dalam perihal memberantas DBD. Oleh karena itu, penyuluhan mengenai DBD, penyebaran leaflet dan temephos (dulu Abate, Red), serta pembinaan para Kader pun terus digalakkan. “Kadernya sudah sangat mengerti mengenai DBD, namun masyarakatnya masih agak sulit ditangani, karena mengubah perilaku itu memang tidak mudah,” jelas dokter lulusan Universitas Airlangga ini.

Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat para staf Puskesmas atau pun para Kader. Makadari itu Puskesmas Jeruk mengadakan lomba Wamantik sehingga para Kader dapat lebih terpacu pengetahuan maupun semangat dedikasinya.
Program kedua yang diutamakan adalah program UKS, yang meliputi pemberian pengetahuan mengenai kesehatan dan juga pembentukan Kader Tiwisada. “Karena anak-anak sekolah merupakan bibit masa depan, selain itu diharapkan mereka dapat menularkan ilmu kesehatan kepada teman-temannya,” jelas ibu tiga orang anak ini.
Namun, untuk menjalankan program UKS tersebut diperlukan kesediaan dari sekolah yang bersangkutan, dan sejauh ini Puskesmas Jeruk masih bekerjasama dengan dua sekolah di wilayahnya dalam pemberian informasi kesehatan secara rutin kepada para siswanya dan dalam pembentukan Kader Tiwisada. Sejauh ini Kader Tiwisada yang telah terbentuk adalah sebanyak 40 orang Kader. “Namun, untuk screening kami melakukan ke seluruh sekolah di wilayah kami,” jelasnya.
Tidak lupa penggalangan kerja sama lintas sektor melalui rapat-rapat koordinasi, Forum Peduli Kesehatan (FPK) dan RW Siaga (Ersi) juga dilaksanakan. Karena seperti yang diungkapkan oleh dr. Ratih bahwa mustahil mengubah mindset atau perilaku masyarakat tanpa dukungan dari sektor-sektor terkait seperti camat, Lurah, Dinas Pendidikan, dan tentunya para Tokoh Masyarakat (Toma).

Untuk kegiatan ketiga yang diprioritaskan adalah Program Lansia. Program ini diupayakan dengan tujuan untuk menarik perhatian masyarakat agar tetap datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya, selain itu lewat program ini, para Lansia pun tidak hanya duduk dirumah menikmati masa pensiunnya, tetapi mereka pun dapat mengikuti kegiatan-kegiatan seperti Senam Lansia, atau pun mengikuti acara seperti yang diadakan Puskesmas bersama Rumah Sakit Bhayangkara dan salah satu NGO (
Non Government Organization) yang peduli terhadap kesehatan para Lansia yakni Pemeriksaan Katarak. Sehingga para Lansia pun dapat menikmati hari-harinya dengan lebih sehat dan bugar. “Semenjak adanya program tersebut, terlihat antusiasme Lansia meningkat di tahun 2008 ini,” jelas dr. Ratih.
Selain ketiga kegiatan diatas yang diutamakan, Puskesmas Jeruk juga berencana untuk mengadakan Acara untuk Bumil (Ibu Hamil), yang meliputi senam ibu hamil, penyuluhan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), dan juga pemeriksaan VCT khusus ibu hamil. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Ratih bahwa hal ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah yakni IMD dan juga mendukung rogram Suami Sigap. Selain itu diharapkan dengan adanya Program Bumil ini maka angka kematian ibu dan anak pun akan menurun, kemudian cakupan kedatangan ibu hamil pun dapat meningkat.
Seperti yang kita ketahui bahwa pemeriksaan ibu hamil tidak dapat dilakukan satu kali, harus berkesinambungan setidaknya empat kali pemeriksaan. “Terkadang di wilayah kami ini, ibu-ibu hamilnya tidak datang pada Kedatangan Pertama (K1) padahal pemeriksaan kedua dan ketiga di Puskesmas,” jelas dr. Ratih.

Ia menambahkan bahwa walaupun Puskesmasnya belum merupakan Puskesmas Persalinan, tetapi Ia tetap mengupayakan masyarakat terutama ibu hamil dapat lebih perduli terhadap kesehatan kehamilannya. Sehingga dengan adanya program ini, diharapkan ibu hamil di wilayah Puskesmas Jeruk dapat rutin pemeriksaannya sehingga persalinan yang akan diahadapinya pun lancar sehingga hal tersebut dapat menjadi salah satu program pencapaian Indonesia Sehat 2010 yang seiring dengan visi Puskesmas Jeruk yakni Mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat menuju kecamatan sehat 2010.
(fie)