
Saat ditemui di sela-sela rapat Kepala Puskesmas di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, dr. Ratih menjelaskan bahwa terdapat tiga program yang diprioritaskan oleh Puskesmas yang telah berdiri sejak tahun 1982 ini, yakni program penekanan angka Demam Berdarah Dengue (DBD), Program Pembentukan dan Pelatihan Kader Tiwisada, dan Program Pembinaan Posyandu Lansia. “Walau jumlah penduduk yang kami tangani sedikit, namun angka DBD relatif tinggi,” jelas dr. Ratih yang telah menjadi Kepala Puskesmas Jeruk sejak tahun 2007.

Ia menjelaskan bahwa angka DBD yang relatif tinggi terjadi karena masyarakat di dua wilayah kerja Puskesmas, yakni Kelurahan Jeruk dan Kelurahan Lakarsantri, masih sangat minim kesadarannya mengenai kesehatan. “Apalagi daerah kami ini dulu sangat sulit air, sehingga ketika warga mengisi air, walau airnya sudah tergenang di bak sangat lama mereka tidak mau mengurasnya,” lanjut dokter yang sebelumnya berdinas di Puskesmas Wiyung selama dua tahun. Himbauan mengenai hal tersebut telah lama diberikan kepada warga berulang kali, namun warga lebih memberatkan airnya walaupun airnya terdapat jentik nyamuk daripada keadaan kesehatan mereka sendiri.
Selain itu warga lebih cenderung berharap pada penerapan fogging daripada 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) dalam perihal memberantas DBD. Oleh karena itu, penyuluhan mengenai DBD, penyebaran leaflet dan temephos (dulu Abate, Red), serta pembinaan para Kader pun terus digalakkan. “Kadernya sudah sangat mengerti mengenai DBD, namun masyarakatnya masih agak sulit ditangani, karena mengubah perilaku itu memang tidak mudah,” jelas dokter lulusan Universitas Airlangga ini.

Program kedua yang diutamakan adalah program UKS, yang meliputi pemberian pengetahuan mengenai kesehatan dan juga pembentukan Kader Tiwisada. “Karena anak-anak sekolah merupakan bibit masa depan, selain itu diharapkan mereka dapat menularkan ilmu kesehatan kepada teman-temannya,” jelas ibu tiga orang anak ini.
Namun, untuk menjalankan program UKS tersebut diperlukan kesediaan dari sekolah yang bersangkutan, dan sejauh ini Puskesmas Jeruk masih bekerjasama dengan dua sekolah di wilayahnya dalam pemberian informasi kesehatan secara rutin kepada para siswanya dan dalam pembentukan Kader Tiwisada. Sejauh ini Kader Tiwisada yang telah terbentuk adalah sebanyak 40 orang Kader. “Namun, untuk screening kami melakukan ke seluruh sekolah di wilayah kami,” jelasnya.
Tidak lupa penggalangan kerja sama lintas sektor melalui rapat-rapat koordinasi, Forum Peduli Kesehatan (FPK) dan RW Siaga (Ersi) juga dilaksanakan. Karena seperti yang diungkapkan oleh dr. Ratih bahwa mustahil mengubah mindset atau perilaku masyarakat tanpa dukungan dari sektor-sektor terkait seperti camat, Lurah, Dinas Pendidikan, dan tentunya para Tokoh Masyarakat (Toma).

Selain ketiga kegiatan diatas yang diutamakan, Puskesmas Jeruk juga berencana untuk mengadakan Acara untuk Bumil (Ibu Hamil), yang meliputi senam ibu hamil, penyuluhan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), dan juga pemeriksaan VCT khusus ibu hamil. Seperti yang diungkapkan oleh dr. Ratih bahwa hal ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah yakni IMD dan juga mendukung rogram Suami Sigap. Selain itu diharapkan dengan adanya Program Bumil ini maka angka kematian ibu dan anak pun akan menurun, kemudian cakupan kedatangan ibu hamil pun dapat meningkat.
Seperti yang kita ketahui bahwa pemeriksaan ibu hamil tidak dapat dilakukan satu kali, harus berkesinambungan setidaknya empat kali pemeriksaan. “Terkadang di wilayah kami ini, ibu-ibu hamilnya tidak datang pada Kedatangan Pertama (K1) padahal pemeriksaan kedua dan ketiga di Puskesmas,” jelas dr. Ratih.

pernah ada gk keluhan dari warga tentang pelayanan di puskesmas jeruk??
BalasHapuskeluhannya apa???
Untuk pemeriksaan Poli Gigi sangat baik dan rekomendasi banget... Namun yang disayangkan waktu kontrol sudah datang paling awal jam 07.02 dan para pegawai masih siap-siap tapi kok saya mendapat nomor antrian 04 padahal pasien masih 2 orang termasuk saya.. Ini yang membuat saya bingung padahal saya berusaha datang pagi supaya kegiatan kerja tidak terganggu... Mungkin untuk pegawai yg mengatur pendaftaran lebih bagus kerja samanya dalam menjalankan tugas... Terimakasih
BalasHapusKalau mau suntik TT untuk syarat menikah bisa hari apa saja? Terimakasih
BalasHapus